Kamis, 31 Januari 2013

Warna - The Other Story

Apakah ini Kisahku?”
Bukan, ini kisah mereka. Tentang pencapaian harapan, cinta dan cita- cita. Yang tak akan pernah kau bayangkan jika hanya diam dan merenung. Ya, ini benar kisah mereka tentang bagaimana mendapatkan suatu keinginan yang nyata, bukan impian semata. Karna kau tau dunia penuh dengan warna, bukan hanya hitam dan putih. Kisah tentang mereka yang ku kagumi tak akan habis hanya dalam satu paragraf, kalimat ataupun satu buku, sangat kompleks. Dari sekian warna kehidupan mungkin hanya akan tertulis satu atau dua warna saja. Sudah kusampaikan ini sangat kompleks.
 *** 
Mengapa ta’ kau sampaikan saja niatmu itu kawan?”, sela kawanku Merah dalam obrolan kecil kami. Seperti biasa jika kumpul bareng ceritanya bisa indonesia sampai ke Kanada lalu ke indonesia lagi. Cerita tentang masa yang telah lewat, sekarang dan masa depan walau lebih banyak ngelantur tentang pasangan hidup.

Kita ini sudah besar kawan jika masih kaya chiken itu, gimana mau dapet pasangan hidup, ga bakal dapat, sumpah?” lanjut merah dengan meyakinkan. Yang kami tau Merah-lah sang raja bicara dan motivator ulung. Satu hal yang membuatnya tampak biasa adalah semua yang diucapkannya hanya dikutipnya dari film- film. Maklum fans abis sama semua film. Sehingga kisahnya pun pengennya dia kaya di film- film, yang selalu happy ending. Itulah temanku banyak omong sedangkan kisah cintanya ga da yang beres.  

“Banyak omong kau Rah! Buktikan dong, wong kamu aja ga dapet- dapet, sama chikennya ama si Hitam? Sahut si Biru seperti biasa, orang paling pintar diantara kami, apalagi kalo soal menyumpah. “Ha!ha!ha” Si Hijau hanya tertawa melihat kami.

Saya da berani, lagiankan udah pernah dicoba, tapi malah Cuma digantung,kaliankan tau dia itu temenku dari TK, Bro! sahutku. Dia bukan sesuatu yang menawan hanya saja dia indah. Saya udah kenal sama dia mulai dari TK, serius kawan dari TK. Orang tua kami satu tempat kerja jadi wajar. Dan sampai sekarang udah entah berapa tahun kami jadi sahabat. Dan sekarang kami semua udah di SMA dimana zamannya alay- alayan meraja lela.
Menurut yang perna aku tonton, kawan! Sahabat dari kecil to jarang jadi pacar, walaupun jadi akan sangat susah, kawan! Biasanya kamu pisah dulu ama dia baru beberapa tahun kemudian baru bisa kamu bangun kembali itu hubungan, dan cinta sejati akan menunggu kawan”teori si Merah yang sinentron banget.
Kalau hanya nunggu itu terjadi, keburu tua seperti si merah, liat saja dia hanya bisa bicara disini, dihadapan lawan jenis dia hanya bisa ngomong iya.....ga...”sahut si Biru lagi dengan nada menyudutkan si Merah.

ha,,ha,,ha” tawa si Hijau sebagai salah satu pendengar setia sedunia menurut versi kami. Walaupun aku tak suka drama ataupun sinetron tapi kusadari sekarang ini kehidupanku seperti halnya drama- drama yang di kisahkan si Merah. Lihat saja si Merah sang Penghayal, si Biru sang Playboy, dan si Hijau sang tukang angguk dan aku sang biasa yang benar- benar biasa. Lengkap kan hanya saja ending dari tiap kisah kami belum kami ketahui.
 ***

Tidak ada komentar: